TUGAS
ILMU BUDAYA DASAR
MANUSIA DAN HARAPAN

Nama : Familia Dewi Kartika
Kelas : 1TA04
NPM : 12315460
UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULUTAS TEKNIK SIPIL dan PERENCANAAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
2016
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT
pencipta alam semesta yang menjadikan bumi dan isinya dengan begitu sempurna.
Tuhan yang menjadikan setiap apa yang ada dibumi sebagai penjelajahan bagi kaum
yang berfikir. Tidak lupa sholawat serta salam kami curahkan kepada junjungan
besar kita Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat dan umatnya hingga akhir
zaman. Dan sungguh berkat limpahan rahmat -Nya tim penulis dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini demi memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Budaya Dasar.
Penyusunan makalah ini
dapat terselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu tim
penulis mengucapkan banyak terimakasih. Kami menyadari bahwa dalam makalah ini
masih banyak terdapat kekurangan, sehingga dengan segala kerendahan hati kami
mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi lebih baiknya
kinerja kami yang akan mendatang.
Semoga makalah ini dapat
memberikan tambahan ilmu pengetahuan dan informasi yang bermanfaat bagi semua
pihak.
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Pada
dasarnya manusia dan harapan itu berada dalam satu naungan atau berdampingan.
Setiap manusia pasti mempunyai harapan, manusia tanpa harapan berarti manusia
itu mati dalam hidup. Orang yang akan meninggal sekalipun mempunyai harapan,
biasanya berupa pesan-pesan kepada ahli warisnya. Harapan bergantung pada
pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup dan kemampuan masing-masing.
Harapan
juga harus berdasarkan kepercayaan, baik kepercayaan pada diri sendiri, maupun
kepercayaan kepada Allah SWT. Agar harapan bisa terwujud, maka manusia harus
berusaha dengan sungguh-sungguh dan diikuti dengan berdo’a kepada Allah SWT.
Hal ini disebabkan karena harapan dan kepercayaan tidak dapat dipisahkan.
Harapan dan kepercayaan merupakan bagian dari hidup manusia selama di dunia
karena setiap manusia mempunyai harapan dan kepercayaan
B. RUMUSAN
PEMBAHASAN
1.
Apakah pengertian dari Manusia itu ?
2.
Apakah pengertian dari Harapan itu ?
3.
Apa hubungan antara manusia dan harapan ?
4.
Apa sebab manusia memiliki harapan ?
5.
Apa hubungan antara harapan dan kepercayaan ?
C. TUJUAN
PEMBAHASAN
Tujuan dari pembahasan materi ini
adalah untuk menjelaskan pengertian dari manusia, menjelaskan pengertian
harapan, menjelaskan hubungan antara manusia dan harapan, menjelaskan penyebab
memiliki harapan, dan menjelaskan hubungan antara harapan dan kepercayaan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
MANUSIA
Manusia adalah makhluk yang paling
mulia disisi Allah SWT. Manusia memiliki keunikan yang menyebabkannya berbeda
dengan makhluk lain. Manusia memiliki jiwa yang rohaniah, ghaib, tidak dapat
ditangkap dengan panca indera yang berbeda dengan makhluk lain karena pada
manusia terdapat daya berfikir, akal, nafsu, kalbu, dan sebagainya.
Pengertian manusia dapat dilihat
dari berbagai segi. Secara bahasa manusia berasal dari kata“manu” (Sansekerta), “mens” (Latin),
yang berarti berpikir, berakal budi atau makhluk yang mampu menguasai makhluk
lain. Secara istilah manusia dapat diartikan sebuah konsep atau sebuah fakta,
sebuah gagasan atau realitas, sebuah kelompok (genus) atau seorang
individu. Secara biologi, manusia diartikan sebagai sebuah spesies primata dari
golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi.
B. PENGERTIAN
HARAPAN
Harapan berasal dari kata harap.
Artinya supaya sesuatu yang terjadi atau sesuatu yang belum terwujud. Sedangkan
harapan itu sendiri mempunyai makna sesuatu yang terkandung dalam hati setiap
orang yang datangnya merupakan karunia dari Allah SWT yang sifatnya terpatri
dan sukar dilukiskan. Yang mempunyai harapan atau keinginan itu hati. Putus
harapan berarti putus asa. Dan agar harapan dapat dicapai, memerlukan
kepercayaan pada diri sendiri, kepercayaan kepada orang lain dan kepercayaan
kepada Allah SWT.
Harapan atau asa adalah bentuk dasar
dari kepercayaan akan sesuatu yang diinginkan akan didapatkan atau suatu
kejadian akan berbuah kebaikan diwaktu yang akan datang. Pada umumnya harapan
berbentuk abstrak, tidak tampak namun diyakini bahkan terkadang dibatin dan
dijadikan sugesti agar terwujud. Namun ada kalanya harapan tertumpu pada
seseorang atau sesuatu. Pada praktiknya banyak orang mencoba menjadikan
harapannya menjadi nyata dengan cara berusaha dan berdo’a.
Setiap orang mempunyai berbagai cara
untuk memenuhi harapannya atau keinginannya, baik dengan cara yang dibenarkan
maupun dengan cara yang dilarang oleh norma-norma agama dan hukum. Beberapa
faktor yang dapat menyebabkan seseorang melakukan pelanggaran dalam usahanya
mencapai apa yang diharapannya, misalnya : faktor lingkungan sosial, ekonomi,
pendidikan, tidak adanya landasan iman yang kuat, kurang rasa percaya diri, dan
kurang pendidikan mental. Dari semua itu dapat berakibat buruk pada diri
sendiri.
Beberapa pendapat menyatakan bahwa
esensi harapan berbeda dengan berpikir positif yang merupakan salah satu cara
proses sistematis dalam psikolog untuk menangkal pikiran negatif atau berpikir
pesimis.
C. MANUSIA
DAN HARAPAN
Harapan dalam kehidupan manusia
merupakan cita-cita, keinginan, penantian, kerinduan supaya sesuatu itu
terjadi. Dalam menantikan adanya sesuatu yang terjadi dan diharapkan, manusia
harus melibatkan manusia lain atau kekuatan lain di luar dirinya supaya sesuatu
terjadi atau terwujud.
Menurut macamnya ada harapan yang
optimis dan harapan pesimistis (tipis harapan). Harapan yang optimis artinya
sesuatu yang akan terjadi itu sudah memberikan tanda-tanda yang dapat
dianalisis secara rasional, bahwa sesuatu yang akan terjadi akan muncul pada
saatnya. Dan harapan yang pesimistis ada tanda-tanda rasional tidak akan
terjadi.
Harapan itu ada karena manusia
hidup. Manusia hidup penuh dengan keinginannya atau maunya. Setiap manusia
memiliki harapan yang berbeda-beda, orang yang berpikir luas, harapannya pun
akan luas. Begitupun sebaliknya, orang yang berpikir sempit maka harapannya
juga akan sempit.
Harapan itu bersifat manusiawi dan
dimiliki semua orang. Dalam hubungannya dengan pendidikan moral, untuk
mewujudkan harapan perlu di wujudkan hal-hal sebagai berikut :
1.
Harapan apa yang baik
2.
Bagaimana cara mencapai harapan itu
3.
Bagaiman bila harapan tidak tercapai
Jika manusia mengingat bahwa
kehidupan tidak hanya di dunia saja namun di akhirat juga, maka sudah
selayaknya harapan manusia untuk hidup di kedua tempat tersebut bahagia. Dengan
begitu manusia dapat menyelaraskan kehidupan antara dunia dan akhirat, dan
selalu berharap bahwa hari esok lebih baik dari pada hari ini. Namun kita
sebagai manusia harus sadar bahwa harapan tidak selamanya menjadi kenyataan dan
terwujud.
D. MANUSIA MEMPUNYAI HARAPAN
Menurut kodratnya manusia itu adalah mahluk sosial.
Setiap lahir ke dunia langusung disambut dalam suatu pergaulan hidup. yakni di
tengah suatu keluarga atau anggota masyarakat lainnya. Tidak
ada satu manusiapun yang luput dari
pergaulan hidup. Ditengah-tengah manusia lain itulah, seseorang
dapat hidup dan berkembang baik fisik/jasmani maupun mental!
spiritualnya. Ada dua hal yang mendorong orang hidup bergaul
dengan manusia lain. yakni dorongan kodrat dan
dorongan kebutuhan hidup.

Kodrat ialah sitar, keadaan atau pembawaan alamiah yang sudah
terjelma dalam diri manusia sejak manusia itu
diciptakan oleh Tuhan.Misalnya menangis, bergembira,
berpikir, berjalan, berkata, mempunyai keturunan dan
scbagainya. Setiap manusia mempunyai kemampuan untuk itu semua.
Dorongan kodrat menyebabkan manusia mempunyai keinginan atau
harapan, misalnya menangis, tertawa, bergembira dan sebagainya.
Seperti halnya orang yang menonton
Pertunjukan lawak, mereka ingin tertawa, pelawak juga mengharapkan agar
penonton tertawa terbahak-bahak. Apabila penonton
tidak tertawa, harapan kedua belah pihak
gagal, justru sedihlah mereka.
Kodrat juga terdapat pada
binatang dan tumbuh-tumbuhan, karena binatang dan
tumbuhan perlu makan, berkembang biak dan mati. Yang mirip
dengan kodrat manusia ialah kodrat binatang. walau
bagaimanapun juga besar sekali
perbedaannya. Perbedaan antara kedua
mahluk itu, ialah bahwa manusia
memiliki budi dan kehendak, Budi
ialah akal, kemampuan untuk memilih. Kedua hal tersebut tidak
dapat dipisahkan, sebab bila orang akan memilih, ia harus
mengetahui lebih dahulu barang yang dipilihnya. Dengan
budinya manusia dapat mengetahui mana yang baik dan
mana yang buruk, mana yang benar dan mana yang
salah, dan dengan kehendaknya manusia dapat
memilih.
Dalam diri manusia masing-masing sudah
terjelma sifat, kodrat pembawaan dan
kemampuan untuk hidup bergaul, hidup berrnasyarakat atau
hidup bcrsama dengan manusia lain. Dengan kodrat ini,
maka manusia mempunyai harapan.

Sudah kodrat pula bahwa manusia mempunyai bermacam-macam kebutuhan hidup.
Kebutuhan hidup itu pada garis
besarnya dapat dibedakan menjadi kebutuhan
jasmani dan kebutuhan rohani. Kebutuhan jasmaniah
misalnya : makan, minum. pakaian, rumah.
(sandang, pangan. dan papan). ketenangan,
hiburan, dan keberhasilan.
Untuk memenuhi semua kebutuhan itu manusia
bekerja sama dengan manusia lain. Hal ini
disebabkan. kemampuan manusia sangat terbatas,
baik kemampuan fisik/jasmaniah maupun
kemampuan berpikirnya.
Dengan adanya dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup itu maka manusia
mempunyai harapan. Pada hakekatnya harapan itu adalah keinginan untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya.
Menurut Abraham
Maslow sesuai dengan kodratnya harapan manusia atau
kebutuhan manusia itu ialah :
a)
kelangsungan hidup (survival)
b)
keamanan ( safety)
c)
hak dan kewajiban mencintai dan dicintai
(beloving and love)
d)
diakui lingkungan (status)
e)
perwujudan cita-cita (self actualization)

Untuk melangsungkan hidupnya manusia membutuhkan sandang,
pangan dan papan(tempat tinggal). Kebutuhan
kelangsungan hidup ini terlihat sejak bayi lahir.
Setiap bayi begitu lahir di bumi
menangis; ia telah mengharapkan diberi
makan/ minum. Kebutuhan akan makan/minum ini terus
berkembang sesuai dengan perkembangan hidup manusia
Sandang, semula
hanya berupa perlindungan/keamanan, untuk melindungi
dirinya dari cuaca. Tetapi dalam
perkembangan hidupnya, sandang tidak hanya
sebagai perlindungan kemanan, tetapi lebih
cendenmg kepada kebutuhan lain.
Papan yang dimaksud adalah tempat tinggal
atau rumah. Rumah kebutuhan primer manusia,
karena rumah itu sebagai tempat berlindung, dari
panas, gelap, dan sebagainya.
Untuk mencukupi kebutuhan pangan, sandang,
dan papan itu, maka manusia sejak kecil
telah mulai belajar. Dengan pengetahuan
yang tinggi harapan memperolleh pangan,
sandang, dan papan yang layak akan terpenuhi. Atau tiap
manusia perlu kerja keras dengan harapan apa yang
diinginkan : pangan, sandang dan papan yang
layak terpenuhi.

Setiap orang membutuhkan keamanan.Sejak seorang anak lahir ia
telah membutuhkan keamanan. Begitu lahir, dengan suara
tangis, itu pertanda minta perlindungan. Setelah agak besar,
setiap anak menangis dia akan diam setelah dipeluk oleh
ibunya. Setelah bertambah besar ia ingin
dilindungi. Rasa aman tidak harus
diwujudkan dengan perlindungan yang nampak, secara
moral pun orang lain dapat memberi rasa aman. Dalam hal ini
agama sering merupakan cara memperoleh
kemanan moril bagi pemiliknya. Walaupun secara fisik
keadaannya dalam bahaya, keyakinan bahwa Tuhan
memberikan perlindungan berarti sudah memberikan
keamanan yang diharapkan.

Tiap orang mempunyai hak dan kewajiban. Dengan pertumbuhan manusia maka tumbuh
pula kesadaran akan hak dan kewajiban.Karenaitu tidakjarang anak-anak remaja
mengatakan kepada ayah atau ibu. “Ibu ini kok menganggap Reny masih keeil saja,
semua diatur!” ltu suatu pertanda bahwa anak itu telah tambah kesadaran
akan hak dan kewajibannya.
Bila seorang telah menginjak dewasa, maka ia merasa sudah dewasa, sehingga
sudah saatnya mempunyai harapan untuk dicintai
dan mencintai.Pada saat seperti ini remaja banyak mengkhayal. Ia
telah sadar akan keberadaannya.Pada usia itu, biasanya terjadi
konflik batin pada dirinya dengan pihak orang tua. Sebab umumnya remaja mulai
menentang sifat-sifat orang tua yang dianggap tidak sesuai dengan alamnya.

Setiap manusia membutuhkanstatus. Siapa, untuk apa, mengapa manusia hidup.
Dalam lagu “untuk apa” ada lirik yang berbunyi “aku ini anak siapa, mengapa aku
ini dilahirkan”, Dari bagian lirik itu kita dapat mengambil kesimpulan, bahwa
setiap manusia yang lahir di bwni ini tentu akan bertanya tentang
statusnya. Status keberadaannya. Status dalam keluarga, status dalam
masyarakat, dan status dalam negara. Status itu penting, karena dengan status
orang tahu siapa dia Harga diri orang antara lain melekat pada
status orang.itu. Misalnya ada anak haram, biarpun anak haram itu tingkah
lakunya baik dan tidak berdosa sebab yang berdosa orang tuanya, namun
masyarakat tetap memberikan cap yang negatif. Bahkan ada orang yang berpendapat
jangan memberi makan/pertolongan kepada anak jadah (haram). Alangkah kejamnya
manusia itu dengan adanya harapan untuk memperoleh status ini berarti orang
menguasai hak milik nama baik, ingin berprestasi, ingin mengingkatkan harga
diri, dan sebagainya

Selanjutnya manusia berharap diakui keberadaannya sesuai dengan keahliannya
atau kepangakatannya atau profesinya. Pada saar itu manusia
mengembangkan bakat atau kepandaiannya agar ia diterima atau diakui
kehebatannya.
E. HARAPAN
DAN KEPERCAYAAN
Kepercayaan berasal dari kata
percaya, artinya mengakui atau meyakini akan kebenaran. Kepercayaan adalah
hal-hal yang berhubungan dengan pengakuan atau keyakinan akan kebenaran. Dalam
agama terdapat kebenaran-kebenaran yang dianggap sebagai wahyu dari Allah SWT.
Kepercayaan dalam agama merupakan keyakinan yang paling besar. Dalam hal
beragama tiap-tiap orang wajib menerima dan menghormati kepercayaan orang yang
beragama itu, dasarnya ialah keyakinan masing-masing.
Harapan dan kepercayaan saling melengkapi.
Karena dalam memenuhi atau mewujudkan harapan, manusia harus berusaha dan
berdo’a. Dengan berusaha dan berdo’a sungguh-sungguh kepada Allah SWT
serta mempercayai adanya Allah SWT, harapan akan terwujud dan terpenuhi.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Pada dasarnya manusia dan harapan
itu berada dalam satu naungan atau berdampingan. Setiap manusia pasti mempunyai
harapan, manusia tanpa harapan berarti manusia itu mati dalam hidup. Orang yang
akan meninggal sekalipun mempunyai harapan, biasanya berupa pesan-pesan kepada
ahli warisnya. Harapan bergantung pada pengetahuan, pengalaman, lingkungan
hidup dan kemampuan masing-masing.
Harapan atau asa adalah bentuk dasar
dari kepercayaan akan sesuatu yang diinginkan akan didapatkan atau suatu
kejadian akan berbuah kebaikan diwaktu yang akan datang. Pada umumnya harapan
berbentuk abstrak, tidak tampak namun diyakini bahkan terkadang dibatin dan
dijadikan sugesti agar terwujud. Namun ada kalanya harapan tertumpu pada
seseorang atau sesuatu. Pada praktiknya banyak orang mencoba menjadikan
harapannya menjadi nyata dengan cara berusaha dan berdo’a.
Harapan seseorang juga ditentukan
oleh kiprah usaha atau bekerja kerasnya seseorang. Orang yang bekerja keras
akan mempunyai harapan yang besar. Dan untuk memperoleh harapan yang besar
tetapi kemampuannya kurang, biasanya disertai dengan unsur dalam, yaitu
berdo’a.
B. SARAN
Dalam setiap kehidupan manusia yang
pastinya mempunyai harapan, kita tidak boleh menyerah untuk mewujudkan harapan
tersebut. Karena harapan dan keinginan itu lah yang membuat hidup kita menjadi
berarti di dunia ini, yang terus memberikan dorongan agar kita tetap melakukan
dan memberikan yang terbaik dalam setiap pekerjaan.
Selain itu kita juga harus
berpedoman terhadap kepercayaan kepada Allah SWT, yaitu dengan berusaha dan
berdo’a yang seimbang. Dan diharapkan kita dapat mewujudkan apa yang kita
inginkan dengan tetap berada dalam norma-norma masyarakat yang berlaku dan
tidak merugikan orang lain. Selain itu juga untuk mempersiapkan mental kita
jika harapan yang diinginkan tidak tercapai, sehingga tidak membuat kita putus
asa untuk selalu terus mecoba.
DAFTAR
PUSTAKA
·
Mustofa,Ahmad.Drs.H.1999.Ilmu Budaya Dasar.Bandung.Pustaka
setia.
·
Widhagdo,Joko.2001.Ilmu Budaya Dasar.Jakarta.Bumi
Aksara.
·
Widyo Nugroho, Achmad Muchji. 1996. Ilmu Budaya
Dasar. Jakarta : Universitas Gunadarma
·
Suyadi M.P. Drs., Buku Materi Pokok Ilmu Budaya
Dasar, Depdikbud U.T. 1984-1985.
Komentar
Posting Komentar