makalah ilmu budaya dasar manusia dan cinta kasih
MAKALAH
ILMU BUDAYA DASAR
MANUSIA DAN CINTA KASIH

Nama : Familia Dewi Kartika
Kelas : 1TA04
NPM :
12315460
FAKULTAS TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL dan PERENCANAAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
2016
Kata Pengantar
Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah.
Makalah ini membahas “Manusia dan Cinta Kasih”. Dalam penyusunan
makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan akan tetapi dengan
bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Oleh karena itu,
penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar–besarnya kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Penulis menyadari bahwa makalah
ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya.
Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis harapkan untuk kesempurnaan
makalah selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat kepada kita sekalian.
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam kehidupan
sehari-hari, manusia tidak pernah lepas dari hubungan dengan antar sesama
makhluk-Nya. Manusia dibutuhkan dan membutuhkan makhluk yang lain dalam
kehidupannya. Hubungan saling ketergantungan ini tentu disebabkan dan
menyebabkan banyak hal, beberapa diantaranya adalah cinta kasih, penderitaan
dan keadilan.
Manusia sebagai makhluk
yang berfikir dibekali rasa ingin tahu. Rasa ingin tahu inilah yang mendorong
untuk mengenal, memahami dan menjelaskan hal yang bersifat alamiah, sosial dan
budaya serta manusia berusaha untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Dari
dorongan rasa ingin tahu dan usaha untuk memahami masalah menyebabkan manusia
dapat mengumpulkan pengetahuan.
Kurangnya pengetahuan
orang mengenai cinta kasih, penderitaan, keadilan, pandangan hidup dan
keindahan membuat penulis ingin untuk menjelaskan kelima hal tersebut. Kelima
hal tersebut merupakan hal-hal yang amat penting untuk diketahui. Mengapa?
Karena hal-hal tersebut sangat berhubungan atau berkaitan dalam kehidupan
seseorang dalam masyarakat. Dan apabila orang tidak mengetahui atau memahami
kelima hal tersebut maka, akan menjadi sebuah permasalahan yang real dalam
kehidupan seseorang dalam mengambil keputusan.
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Manusia dan Cinta Kasih
Kamus Umum Bahasa Indonesia karangan J.S.
Purwodarminta, cinta adalah rasa sangat suka (kepada) atau rasa sayang
(kepada), ataupun rasa sangat kasih atau sangat tertarik hatinya. Sedangkan
kata kasih, artinya perasaan sayang atau cinta (kepada) atau menaruh belas
kasihan. Dengan demikian, arti cinta dan kasih itu hamper sama sehingga kata
kasih dapat dikatakan lebih memperkuat rasa cinta. Oleh karena itu, cinta kasih
dapat diartikan sebagai perasaan suka (sayang) kepada seseorang yang disertai
dengan menaruh belas kasihan.
A. Pengertian
Kasih Sayang
Pengertian kasih sayang
menurut kamus umum bahasa Indonesia karangan W.J.S Poerwadaminta yaitu perasaan
sayang, perasaan cinta atau perasaan suka pada seseorang. Dalam berumah tangga
kasih sayang merupakan kunci kebahagiaan. Kasih sayang ini merupakan pertumbuhan
dari cinta. Dalam kasih sayang sadar atau tidak dituntut tanggung jawab,
pengorbanan, kejujuran, saling percaya, saling pengertian, saling
terbuka, sehingga keduannya merupakan suatu kesatuan yang utuh.
Seorang remaja menjadi frustasi, morfinis, berandalan dan sebagainya itu
disebabkan karena kekurangan perhatian dan kasih sayang dalam kehidupan
keluarga.
Kasih sayang, dasar komunikasi dalam suatu keluarga.
Komunikasi antara anak dan orang tuanya pada prinsipnya anak terlahir dan
terbentuk sebagai hasil curahan kasih sayang orang tuanya. Pengembangan watak
anak dan selanjutnya tak boleh lepas dari kasih sayang dan perhatian orang
tuanya. Suatu hubungan yang harmonis akan terjadi bila hal itu terjadi secara
timbal balik antara orang tua dan anak.
Macam-macam Cinta Menurut Ajaran Agama
Ada yang berpendapat bahwa
etika cinta dapat dipahami dengan mudah tanpa dikaitkan dengan agama. Tetapi
dalam kenyataan hidup manusia masih mendambakan tegaknya cinta dalam kehidupan
ini. Di satu pihak, cinta didengkan dengan lagu dan organisasi perdamaian
dunia, tetapi di pihak lain dalam praktek kehidupan cinta sebagai dasar
kehidupan jauh dari kenyataan. Atas dasar ini, agama memberikan ajaran cinta
kepada manusia.
Dalam kehidupan manusia, cinta menampakkan diri dalam
berbagai bentuk. Kadang-kadang seseorang mencintai dirinya sendiri. Kadang-
kadang mencintai orang lain, atau juga istri dan anaknya, harta, atau Allah dan
Rasulnya. Berbagai bentuk cinta ini bisa kita dapatkan dalam kitab suci
Al-Qur’an.
1. Cinta
Diri
Cinta diri erat kaitannya
dengan menjaga diri. Manusia senang untuk tetap hidup,mengembangkan potensi
dirinya,dan meng aktualisasikan dirinya dan ia pun mencintai segala
sesuatu yang mendatangkan kebaikan pada dirinya. Sebaliknya ia membenci segala
sesuatu yang menghalanginya untuk hidup. Berkembang, mengaktualisasikan
diri, mendatangkan rasa sakit, penyakit dan mara bahaya. Al –Qur’an
telah mengungkapkan cinta alamiah manusia terhadap dirinya sendiri
ini, kecenderungannya untuk menuntut segala sesuatu yang bermanfaat
dan berguna bagi dirinya, dan menghindari dari segala sesuatu yang membahayakan
keselamatan dirinya, melalui ucapan Nabi Muhammad SAW, bahwa seandainya beliau
mengetahui hal-hal gaib, tentu beliau akan memperbanyak hal-hal yang baik bagi
dirinya dan menjauhkan dirinya dari segala keburukan.
“Diantara gejala yang menunjukkan kecintaan manusia
terhadap dirinya sendiri ialah kecintaannya yang sangat terhadap harta, yang
dapat merealisasikan semua keinginannya dan memudahkan baginya segala sarana
untuk mencapai kesenangan dan kemewahan hidup.” (QS,al-Adiyat, 100:8)
“Diantara gejala lain yang menunjukkan kecintaan
manusia pada dirinya sendiri ialah permohonannya yang terus menerus agar
dikaruniai harta, kesehatan, dan berbagai kebaikan dan kenikmatan hidup
lainnya. Dan apabila tertimpa bencana, keburukan, atau kemiskinan, ia merasa
putus asa dan ia mengira tidak akan bisa memperoleh karunia lagi,” (QS,Fushilat, 41:49)
Namun hendaknya cinta
manusia pada dirinya tidaklah terlalu berlebih-lebihan dan melewati batas.
Sepatutnya cinta pada diri sendiri ini diimbangi dengan cinta pada orang lain
dan cinta berbuat kebajikan pada mereka.
2. Cinta kepada Sesama Manusia
Agar manusia dapat hidup dengan penuh keserasian dan
keharmonisan dengan manusia lainnya , ia tidak boleh tidak harus membatasi
cintanya pada diri sendiri dan egoismenya. Oleh karena itu,Allah ketika memberi
isyarat tentang kecintaan manusia pada dirinya sendiri, seperti yang tampak
pada keluh kesahnya apabila ia tertimpa kesusahan dan usahanya yang terus
menerus untuk memperoleh kebaikan serta kebakhilannya dalam memberikan sebagian
karunia yang diperolehnya, setelah itu Allah langsung memberikan pujian kepada
orang-orang yang berusaha untuk tidak berlebih-lebihan dalam cintanya kepada
dirinya sendiri dan melepaskan diri dari gejala-gejala itu adalah dengan
melalui iman, menegakkan sholat, memberikan zakat, bersedekah terhadap
orang-orang miskin dan tak punya, dan menjauhi segala larangan Allah.
Keimanan yang demikian ini akan bisa menyeimbangkan
antara cintanya kepada diri sendiri dan cintanya pada orang lain, dan dengan
demikian bisa merelisasikan kebaikan individu dan masyarakat. Al-Qur’an
juga menyeru kepada orang-orang yang beriman agar saling mencintai seperti
cinta mereka pada diri mereka sendiri. Dalam seruan itu sesungguhnya terkandung
pengarahan kepada mukmin agar tidak berlebih-lebihan dalam mencintai diri
sendiri.
3. Cinta Seksual
Cinta erat kaitannya
dengan dorongan seksual. Sebab ialah yang bekerja dalam melestarikan
kasih sayang, keserasian, dan kerjasama antar suami dan istri. Ia merupakan
faktor yang primer bagi kelangsungan hidup keluarga :
“Dan diantara tanda-tanda kekuasanNya ialah Dia yang
menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung,
dan merasa tentram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan
sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda
bagi yang berpikir.” (QS,Ar-Rum,
30:12)
Dorongan seksual melakukan suatu fungsi penting yaitu
melahirkan keturunan demi kelangsungan jenis.
4. Cinta Keibuan
Kasih sayang itu bersumber dari cinta keibuan, yang
paling asli dan yang terdapat pada diri seorang ibu terhadap anaknya sendiri.
Ibu dan anak terjalin suatu ikatan fisiologi. Seorang ibu akan memelihara
anaknya dengan hati-hati penuh dengan kasih sayang dan naluri alami seorang
ibu. Sedangkan menurut para ahli ilmu jiwa berpendapat bahwa dorongan kebapakan
bukan karena fisologis, melainkan dorongan psikis.
5. Cinta Kebapakan
Mengingat bahwa antar ayah dan anak-anaknya
tidak terjalin oleh ikatan-ikatan fisiologis seperti yang
menghubungkan si ibu dan anaknya , maka para ahli ilmu jiwa modern
berpendapat bahwa dorongan kebapakan bukanlah dorongan fisiologis
seperti halnya dorongan keibuan, melainkan dorongan psikis. Dorongan ini nampak
jelas dalam cinta bapak kepada anak-anaknya , karena mereka sumber
kesenangan, kegembiraan baginya , kekuatan, kebanggan ,dan merupakan
faktor penting bagi kelangsungan peran bapak dan kehidupan dan tetap
terkenangnya setelah dia meninggal dunia.
Cinta kebapakan dalam
Al-Qur’an diisyaratkan dalam kisah Nabi Nuh as. Betapa cintanya ia kepada
anaknya, tampak jelas ketika ia memanggilnya dengan penuh rasa cinta,kasih
sayang, belas kasihan, untuk naik perahu agar tidak tenggelam ditelan ombak :
“…Dan Nuh memanggil anaknya – sedang anak itu berada di tempat yang jauh terpencil – : “Hai ..anakku naiklah
(kekapal) bersama kami dan janganlah kamu berada bersama-sama orang-orang yang
kafir.” (QS,
Yusuf, 12:84)
Biasanya cinta kebapakan
nampak dalam perhatian seorang bapak kepada anak-anaknya, asuhan, nasehat, dan
pengarahan yang diberiaknnya kepada mereka , demi kebaikan dan kepentingan
mereka sndiri.
6. Cinta Kepada Allah
Merupakan puncak cinta
manusia, yang paling jernih, spiritual dan yang dapat memberikan tingkat
perasaan kasih sayang yang luhur, khususnya perasaan simpatik dan sosial. Cinta
yang ikhlas seorang manusia kepada Allah akan membuat cinyta menjadi kekuatan pendorong
yang mengarahkannya dalam kehidupan dan menundukkan semua bentuk cinta yang
lain. Semua tingkah laku dan tindakannya ditujukan kepada Allah, mengharapkan
penerimaan dan ridha-Nya :
“Katakanlah : “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah,
ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah maha
pengampun lagi maha penyayang” (QS Ali Imran, 3:31)
Cinta yang ikhlas seorang manusia kepada Allah akan
membuat cinta itu menjasi kekuatan pendorong yang mengarahkannya dalam
kehidupannya dan menundukkan semua bentuk kecintaan lainnya. Cinta ini pun juga
akan membuatnya menjadi seorang yang cinta pada sesama manusia, hewan, semua
makhluk Allah dan seluruh alam semesta.
7. Cinta Kepada Rasul
Cinta kepada rasul, yang diutus Allah sebagai rahmah
bagi seluruh alam semesta, menduduki peringkat kedua setelah cinta kepada
Allah. Ini karena Rasul merupakan ideal sempurna bagi manusia baik dalam
tingkah laku, moral, maupun berbagai sifat luhur lainnya.
Mewujudkan Cinta Kasih
Untuk dapat mewujudkan cinta
kasih dan sayang dalam kehidupan agar tentram damai dan bahagia dapat dengan
cara :
Cara mewujudkan cinta pada diri sendiri dapat dilakukan dengan mengurus dirinya sendiri,
sehingga kebutuhan jasmani dan rohani dirinya sendiri terpenuhi secara wajar.
Contohnya mandi, menyisir rambut, memaka wangi- wangian, mengenakan baju yang
sopan tidak melanggar adat atau norma yang ada.
1 .Cara mewujudkan cinta pada sesama manusia
Dapat dilakukan dengan perbuatan yang bersifat sosial
dan kemanusian. Contohnya saling tolong menolong, kerja bakti, saling tepo
seliro, Jean Henry Dunant ( 1882-1910) seorang bankir dan penulis berkebangsaan
Swiss yang atas suka relanya menolong setiap orang yang menderita luka-luka
dalam pertempuran Solferino (1859) mendirikan Palang Merah International
(1863).
2. Cara mewujudkan cinta seksual
Dapat dilakukan apabila
dilandasi dasar cinta kasih yang bertanggung jawab dan tidak melanggar adat
atau norma yang ada. Contohnya cinta eotis seorang lelaki terhadap perempuan
yang di sudah di ikat pernikahan di dasari percintaan.
3. Cara mewujudkan cinta keibuan
Dapat dilakukan dengan
dilandasi kasih sayang ibu yang tak terhingga terhadap anaknya dari sejak
dikandung, melahirkan, dan mengurus sampai menikahkan dengan tanpa pamrih
sedikitpun dan doanya yang selalu menginginkan dan melihat anaknya bahagia di
jauhkan dari segala kesusahan.
4. Cara mewujudkan cinta kebapakan
Dapat dilakukan dengan
dilandasi rasa menghhormati, kasih sayang kepada anaknya dengan cara mencari
nafkah, memerhatikan perkembangan anak, mengetahui apa yang diperlukan oleh
anaknya.
5. Cara mewujudkan cinta kepada Allah
Dapat dilakukan dengan
dilandasi cinta yang teramat sangat dan meniadakan Tuhan selain Allah dengan
beraqidah yang kokoh dan bertaqwa atau menjalankan segala perintah dan menjauhi
larangan yang sudah di tentukan Nya.
6. Cara mewujudkan cinta kepada Rasul
Dapat dilandasi dengan cinta dengan mencontoh suri
teladan yang baik yang ada pada diri rasul yaitu sidiq, tablig, amanah, dan
fatonah yang di laksanakan setiap saat selama masih diberi kehidupan oleh sang
maha hidup.
Artikel tentang Manusia dan Cinta Kasih
Ibu Bunuh Anak Kandungnya Sendiri
JAKARTA, KOMPAS.com — Eci Amanda (25) ditangkap polisi karena membekap
hingga tewas anak pertamanya, Putri Amanda, yang baru berusia dua tahun
sembilan bulan.
Eci, istri dari Syafrizal (28), ditangkap di rumah kontrakan mereka di
Jalan Kartini 13 Nomor 4 RT 13 RW 02 Kelurahan Sawah Besar, Kecamatan Kartini,
Jakarta Pusat,Jumat (15/1/2010) malam. Kawasan tersebut merupakan daerah
perkampungan padat yang banyak dihuni warga kelas menengah-bawah, termasuk para
pekerja malam.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Jakarta Pusat Komisaris Suwondo
Nainggolan yang dihubungi, Sabtu, mengatakan, Eci Amanda diduga sering menyiksa
putrinya.
”Berdasar otopsi terhadap jenazah Putri Amanda, didapati lebam pada
paru. Bayi tersebut mati lemas,” kata Nainggolan.
Putri Amanda diketahui mati lemas pada Jumat malam sekitar pukul 21.00.
Sekitar satu jam sebelumnya, Putri masih disuapi makan oleh Eci.
Syafrizal kepada polisi mengaku, Eci kerap menyiksa putrinya jika ada
permintaannya yang tidak dituruti Syafrizal. Syafrizal bekerja sebagai pedagang
makanan yang hidup sederhana. Suwondo mengatakan, belum tahu apakah soal
ekonomi ikut jadi faktor pemicu kekerasan Eca Amanda kepada putrinya.
Kepala Unit Perlindungan Perempuan dan Anak Polres
Jakarta Pusat Inspektur Satu Sentike Bosayor mengatakan, Eci mengaku membekap
anaknya hingga tewas karena kesal Putri menangis tanpa henti. Putri Amanda
dibekap sekitar 30 menit hingga mati lemas di tangan ibunya.
”Dia sudah kami periksa kemarin. Pemeriksaan kami hentikan karena dia
sakit pendarahan pada gusi. Hari ini (Minggu), dia akan diperiksa kondisi
kejiwaannya di RSCM,”
OPINI
Sungguh miris sekali dengan contoh kasus kriminal
diatas dengan teori kasih yang telah dipaparkan. Memang tidak dapat dipungkiri
kenyataan akan kasus seperti ini sering dijumpai
Dalam khidupan sehari-hari.
Cinta Kasih Eci terhadap
Putri Amanda seolah lenyap sirna sekejap berubah menjadi beban oleh karena
ketidak tulusan Eci dalam mengasuh menyayangi Putri. Unsur kasih seperti yang
dipaparkan dalam teori pemaparan sebelumnya yakni berupa Pemeliharaan
(Pengasuhan), Tanggung Jawab, dan perhatian yang pada intinya bersumber dari
Kasih tidak terbentuk dikarenakan bentuk perasaan memberikan perhatian,
membantu, patuh, pengorbanan diri, Ketulusan, terhadapa sang buah hati pun
sudah tidak ada. Umumnya setelah kasus seperi ini barulah Orangtua yang
menyadari dan meratapi akan kesalahannya dengan alasan "hilaf"
apabila sejak awal sudah ditanamkan cinta kasih mendalam terhadap sang buah
hati Putri Amanda maka tentuya Eci mengasihi putrinya tersebut bukan sebagai
suatu beban melainkan suatu bentu rasa sayang perasaan yang penuh tulus kasih
sehingga kejadian seperti ini tdak terjadi. Menurut saya dengan begini
membuktikan bahwa Cinta Kasih bisa menjadi suatu Preventif akan Kriminalisasi.
yang dpelajari dalam IBD sebagai usaha manusia untuk menjadi kaum humanis yang
berperikemanusiaan .
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan ini
dapat ditarik suatu kesimpulan :
a.
Manusia pada hakikatnya tidak akan dapat
terpisahkan dari Cinta kasih dan sayang
b.
Cinta kasih Ideal itu adanya tiga unsur
yaitu keterikatan, keintiman dan kemesraan atau sering juga di sebut Segitiga
Cinta yang satu sama lain harus sinergi, selaras, seimbang satu sama lain.
c.
Cinta dan kasih mengandung arti yang
hamper sama, tapi antara keduanya terdapat perbedaan, yitu cinta lebih
mengandung pengertian tentang rasa yang mendalam sedangkan kasih meupakan
pengungkapan untuk mengeluarkan rasa mengarah kepada yang dicintai.
d.
Cinta itu mulia, bisa sangat indah,
cinta itu sebuah kebahagiaan, tetapi manakala cinta itu tidak sesuai dengan apa
yang diharpakan, apa yang diperkirakan dan apa yang didambakan bertolak
belakang dari kenyataaan yang sudah terlanjur tercipta dalam angan-angan maka
cinta bisa sangat menyakitkan dan menimbulkan penderitaan yang luar biasa.
3.2
Saran
Dengan
diselesaikannya makalah ini penulis berharap makalah ini dapat menambah wawasan
dan pengetahuan pembaca. Selanjutnya penulis juga mengharapkan
kritik dan saran guna peningkatan kualitas dalam penulisan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
·
Alamsyah, M 1987. Budi Nuarani
Filsafat Berikir. Jakarta :Titik Terang.
·
Suryadi, M.P 1985. Ilmu Budaya
Dasar. Buku Materi Pokok. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Universitas
Terbuka.
·
Poedjawijatna, I.R. 1986. Etika,
Filsafat Tingkah Laku. Jakarta : Bina Aksara.
·
Faisal, Sanapiah dan Mappiare. Tanpa
Tahun. Demensi-Demensi Psikologi. Surabaya : Usaha Nasional.
·
From.Erich. 1983. Seni Mencintai.
Jakarta: Sinar Harapan
Komentar
Posting Komentar